6/25/2009

Berantas Demam Berdarah Diperlukan Pemantau Jentik

Sibolga, (Ogek Dedy)

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi, di mana jumlah kasus yang dilaporkan cederung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas.

Permasalahan utama upaya menekan angka kesakitan adalah masih belum berhasilnya upaya penggerakan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) melalui gerakan 3 M.

”Oleh karena itu, untuk meningkatkan upaya pemberantasan penyakit DBD selama kejadian luar biasa (KLB) maupun sesudah KLB untuk tahun-tahun yang akan datang diperlukan...
adanya juru pemantau jentik (Jumantik) dalam melakukan pemeriksaan jentik secara berkala dan terus menerus serta menggerakan masyarakat dalam melaksanakan PSN DBD,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Sibolga, M Yusuf Batubara dalam sambutannya disampaikan Syafruddin Panjaitan pada pembukaan pertemuan pemberantasa DBD, di aula Dinkes Sibolga, Kamis (25/6).

Dikatakan, Penyakit DBD ini terutama menyerang anak yang ditandai dengan panas tinggi, pendarahan dan dapat menyebabkan kematian serta sering kali menimbulkan wabah. Mengingat nyamuk penular penyakit ini (Aedes Aegypti) tersebar di rumah dan di tempat umum.

”Untuk memberantas penyakit DBD ini, perlu pembinaan dan peran serta masyarakat, khusus dalam memberantas nyamuk penular (Vektor). Pemberantasan dapat dilakukan terhadap nyamuk dewasa dengan fogging dan jentik dengan abatisasi yang dilakukan sebelum musim penularan di daerah endemis, guna mencegah dan membatasi penyebaran penyakit,” pungkasnya seraya menyatakan pemberantasan DBD belum berhasil di Indonesia, sehingga masih sering terjadi dan menimbulkan KLB serta berharap pertemuan dapat bermanfaat kepada peserta.

Sebelumnya, dalam laporan ketua Panitia, Zahraini Pasaribu mengatakan, pertemuan bertujuan untuk menekan angka kesakitan DBD di kota Sibolga, meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan dan pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan jumlah peserta sebanyak 80 orang.

”Adapun materi yang akan diberikan, meliputi tata laksana penanggulangan penyakit DBD oleh dokter Ratnawati, Entomologi Vektor DBD oleh Syafruddin Panjaitan dan pencegahan pemberantasan DBD dan Jumantik oleh dokter Donna Pandiangan,” sebutnya.

Sementara itu, dokter Donna Pandiangan selaku Kabid pencegahan pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan Dinkes Sibolga saat dijumpai di sela - sela pertemuan menjelaskan, bahwa ciri - ciri orang yang terkena penyakit DBD adalah demam tinggi selama 2 sampai 7 hari, sehingga tampak lesu dan lesu disertai nyeri ulu hati serta tampak bintik merah dan kadang muntah darah mimisan.

”Apabila gejala ini timbul, segera berikan pertolongan pertama dengan memberikan air putih yang banyak, compres dengan air hangat dan diberikan obat penurun panas seperti paracetamol dan selanjutnya dibawa ke Puskesmas terdekat,” jelasnya (dib/tm)

0 komentar:

Posting Komentar

Berita Sibolga