Sibolga, (27/1)
Setelah sekian lama dijuluki sebagai “jalan darurat”, kini Jl. Alternatif Parombunan-Sarudik yang berada di perbatasan Kota Sibolga dengan Kabupaten Tapanuli Tengah tepatnya di atas bukit menuju Kuburan Cina Parombunan tersebut telah berubah wujud menjadi jalan mulus yang menyenangkan, Selasa (27/1).
Bagaimana tidak, Jalan yang dahulunya berlubang “sebesar kerbau” itu kini dapat dilalui dengan baik oleh masyarakat pejalan kaki, kendaraan bermotor roda dua bahkan roda empat sekalipun.
Berbagai tanggapan dan harapan yang terucap dari para pengguna jalan ini dapat anda baca melalui kilas berita sibolga kali ini.
Ketika Wartawan meluncur ke “TKP”...
dan menjelaskan maksud kedatangan Reporter Ogek Dedy kali ini adalah untuk memperoleh tanggapan dan harapan dari masyarakat setelah membagusnya kondisi jalan alternatif Parombunan-Sarudik ini, para warga di sepanjang jalan itu begitu sangat antusias. Ini membuktikan bahwa mereka membutuhkan perhatian dan wadah penyaluran aspirasi baik rasa senang ketika harapan mereka terkabulkan maupun pinta hati ketika harap tak kunjung datang.
Salah seorang warga bernama L. Simatupang (56) saat ditanya bagaimana tanggapanya setelah adanya perbaikan jalan ini mengaku senang, “Masyarakat disini semuanya begitu senang akan adanya pembenahan jalan yang telah dilakukan oleh Pemerintah,” ujar L. Simatupang yang diamini oleh istri, R. Br. Panggabean(49). Namun mereka berharap kiranya Pemerintah juga berkenan membuat Lampu Jalan dan Rambu-Rambu Lalu Lintas sebagai tanda agar jangan kebut-kebutan disepanjang jalan alternatif itu, hal ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan, terlebih karena di pemukiman penduduk sekitar jalan tersebut banyak dilalui oleh anak-anak selain orang tua dan para remaja para pengguna jalan.
Menurut Simatupang bahwa semakin bagusnya kondisi jalan seperti sekarang ini membuat para pengendara sepeda motor semakin ramai dan rentan akan terjadinya kecelakaan terlebih dikhawatirkan adalah keselamatan anak-anak kecil ketika hendak berangkat sekolah dan mempergunakan jalan alternatif tersebut menuju tempat ia menuntut ilmu.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang warga yang mengaku pensiunan ABRI Tahun 1992 bernama P. Siregar (69). ”kalau bagus kampong kita, senang kita,” ungkap P. Siregar yang memiliki 5 orang anak yang telah dewasa ini.
Warga pantas khawatir akan ketidaktersediaannya lampu jalan disepanjang Jalan Alternatif ini. Ketika Wartawan Situs Online ogekdedy.blogspot.com singgah ke rumah seorang warga bernama K. Br. Sianipar menuturkan pengalamannya yang baru beberapa hari yang lalu dalam minggu ini menemukan seekor ular sepanjang 2 Meter melintas dibadan jalan alternatif Parombunan-Sarudik tersebut. ”beberapa hari yang lalu ular lewat dari jalan ini,” tutur K. Br. Sianipar yang mengaku bahwa masyarakat disepanjang jalan alternatif tersebut juga telah sering menemukan ular dan pengalami kejadian semacam itu sembari menunjukkan titik badan jalan, lokasi ditemukannya ular sepanjang 2 meter tersebut.
“Oleh karena itu lah kami takut apalagi kalau malam kan gelap kali, terpaksa kami mengandalkan lampu teras rumah masing-masing untuk menerangi jalan seadanya, untuk itulah kami berharap semoga kiranya Pemerintah berkenan membuat Lampu Jalan, agar kami terutama anak-anak kami tak tergigit ular dan terhindar dari kecelakaan khususnya pada waktu hari telah malam,” kata istri dari B. Simorangkir ini yang mengungkapkan bahwa dulu kampung ini adalah sarang ular, sembari mengakhiri.
Seorang pengendara bermotor bernama Roni Pandiangan warga Jalan Simpang Pesantren, Pandan, Tapteng yang ketika melintas melalui jalan alternatif Parombunan-Sibolga tersebut menuturkan tanggapannya seputar semakin membaiknya kondisi jalan. “Kondisi jalan sudah lumayan, tapi kalau boleh badan jalannya diperlebar lagi lah,” kata Roni yang berprofesi sebagai sales salah satu perusahaan swasta yang berkantor cabang di Sibolga.(dib)
berita-sibolgaberita-sibolga
Salah seorang warga bernama L. Simatupang (56) saat ditanya bagaimana tanggapanya setelah adanya perbaikan jalan ini mengaku senang, “Masyarakat disini semuanya begitu senang akan adanya pembenahan jalan yang telah dilakukan oleh Pemerintah,” ujar L. Simatupang yang diamini oleh istri, R. Br. Panggabean(49). Namun mereka berharap kiranya Pemerintah juga berkenan membuat Lampu Jalan dan Rambu-Rambu Lalu Lintas sebagai tanda agar jangan kebut-kebutan disepanjang jalan alternatif itu, hal ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan, terlebih karena di pemukiman penduduk sekitar jalan tersebut banyak dilalui oleh anak-anak selain orang tua dan para remaja para pengguna jalan.
Menurut Simatupang bahwa semakin bagusnya kondisi jalan seperti sekarang ini membuat para pengendara sepeda motor semakin ramai dan rentan akan terjadinya kecelakaan terlebih dikhawatirkan adalah keselamatan anak-anak kecil ketika hendak berangkat sekolah dan mempergunakan jalan alternatif tersebut menuju tempat ia menuntut ilmu.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang warga yang mengaku pensiunan ABRI Tahun 1992 bernama P. Siregar (69). ”kalau bagus kampong kita, senang kita,” ungkap P. Siregar yang memiliki 5 orang anak yang telah dewasa ini.
Warga pantas khawatir akan ketidaktersediaannya lampu jalan disepanjang Jalan Alternatif ini. Ketika Wartawan Situs Online ogekdedy.blogspot.com singgah ke rumah seorang warga bernama K. Br. Sianipar menuturkan pengalamannya yang baru beberapa hari yang lalu dalam minggu ini menemukan seekor ular sepanjang 2 Meter melintas dibadan jalan alternatif Parombunan-Sarudik tersebut. ”beberapa hari yang lalu ular lewat dari jalan ini,” tutur K. Br. Sianipar yang mengaku bahwa masyarakat disepanjang jalan alternatif tersebut juga telah sering menemukan ular dan pengalami kejadian semacam itu sembari menunjukkan titik badan jalan, lokasi ditemukannya ular sepanjang 2 meter tersebut.
“Oleh karena itu lah kami takut apalagi kalau malam kan gelap kali, terpaksa kami mengandalkan lampu teras rumah masing-masing untuk menerangi jalan seadanya, untuk itulah kami berharap semoga kiranya Pemerintah berkenan membuat Lampu Jalan, agar kami terutama anak-anak kami tak tergigit ular dan terhindar dari kecelakaan khususnya pada waktu hari telah malam,” kata istri dari B. Simorangkir ini yang mengungkapkan bahwa dulu kampung ini adalah sarang ular, sembari mengakhiri.
Seorang pengendara bermotor bernama Roni Pandiangan warga Jalan Simpang Pesantren, Pandan, Tapteng yang ketika melintas melalui jalan alternatif Parombunan-Sibolga tersebut menuturkan tanggapannya seputar semakin membaiknya kondisi jalan. “Kondisi jalan sudah lumayan, tapi kalau boleh badan jalannya diperlebar lagi lah,” kata Roni yang berprofesi sebagai sales salah satu perusahaan swasta yang berkantor cabang di Sibolga.(dib)
berita-sibolgaberita-sibolga
1 komentar:
trakhir skitar bln mei 08 yl dq lewat situ, jalannya masih rusak..skrg dah mulus..lus..paten x bro..
Posting Komentar